More than the words, n find more a sense from the masterpiece. cos it's trully deeply the art from heart.

Senin, 16 Desember 2013

A Shadow of Rain


Tidak hanya setiap tapi sebuah hari pun dapat mengajarkan bagaimana hidup ini terkadang begitu cepat berputar.  Hal sekecil dan secepat apapun dapat mempengaruhi hidup dengan begitu dalam. Sepanjang hidup mungkin kau tidak akan pernah mengerti  perasaan seperti apa ini. Tapi jangan salahkan dirimu, karena akulah sisi yang memang paling tidak bisa kau pahami.  Sebuah seni akan mengerti seni yang lain, tanpa bicara tapi begitu saling memahami. Karena begitu bicara maka akan kehilangan makna dari seni itu sendiri.

Matamu adalah representasi dari sebuah kesombongan, pahatan dari ambisiusme. Itu adalah hasil dari ingatan masa kecil yang membuatmu seperti sekarang. Aku ingin suatu saat kita berbagi masa kecil yang aku punya. Aku tidak tahu kenapa aku menginginkan itu. Benci rasanya merasakan seperti ini lagi. Tidak ada hati yang bergetar melihatmu. Tapi ada sebuah ikatan kuat, ada sisi yang merasa, ada dimensi dimana aku bisa merepresentasikan bayangan sang hujan dalam dirimu.

Insomnia mulai muncul dalam ranah kehidupan. Hening, malam dan jiwa menyatu lagi. Hari itu sendiri adalah hal yang paling sulit dipahami saat bayangan sang hujan dibelakangmu. Hal yang terpungkiri adalah berbagi disetiap jelaga malam bersama bayangan sang hujan itu sendiri.  “Bajingan…, kau tersakiti bukan?” seolah tau segalanya mengaum ditelinga.  Aku bertanya padamu “ Bagaimana bisa kau sebut itu sakit ketika setetes airmata pun tak keluar?” tapi sungguh itu sakit.

Kau  bayangan sang hujan, menunjukkan wajahmu padaku setelah seperempat abad lamanya, “jadi maukah kau melepaskan aku?”. Bagaimana jika semua ini hanyalah imajinasi dari dirimu yang ingin kuciptakan?  Bagaimana jika hari yang telah terlewati hanya untuk menunggu apakah ada malam dan aku bisa mewujudkan bayanganmu dialam nyata.  jangan..!!, jangan peluk aku lagi seperti itu, jangan menahanku, jangan biarkan aku berimajinasi sepanjang malam. 

Betapa mirisnya ketika angin berbisik ditelinga “antara horizon itu kamu tidak dapat membedakan mana nyata dan mana imajinasi”.  Kamu sang bayangan hujan, tempatku berbagi sepanjang malam, melihat bintang dari ketinggian , tidakkah kau ingin menjadi seseorang seperti yang kuinginkan?, dirimu adalah dirimu, dimensimu adalah dimensimu tapi aku adalah bagian yang sungguh berbeda dengan itu semua. Katakan padaku kenapa tidak bisa? Lepaskan saja semua jika tidak bisa?

Jangan minta maaf, kau membuatku menderita aku berpura-pura tak menyadarimu.  Jangan dipendam, jangan mendendam. Kita adalah satu kesatuan dimana aku tidak akan pernah bermain dengan kebodohan lagi. Sekalipun yang kucari adalah bayangan sang hujan itu sendiri.  Mari kita bermimpi lagi, surga kecil diujung bumi, hamparan rerumputan, atau pantai putih dengan laut biru.  Jadilah bayangan sang hujan yang takkan pernah lagi kulihat dalam diri siapapun. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar