More than the words, n find more a sense from the masterpiece. cos it's trully deeply the art from heart.

Kamis, 23 Januari 2014

The Moon and The Sun Flower

Rembulan benci ketika hujan datang dimusim panas, Benci ketika cahaya temaramnya tertutup oleh awan gelap yang membawa hujan. Sia-sialah sudah tebaran bintang dilangit yang menemaninya tidak kelihatan bersinar sama sekali malam ini.  Kali ini rembulan hendak bersinar dengan penuh, perlahan-lahan dia terbit seiring tenggelamnya sang matahari. 
Suasana senja saat itu membuat rembulan begitu bahagia, kali ini akan banyak orang yang melihat keindahannya ditambah summer triangle yg mengelilingi milky way akan menemani sang rembulan di malam musim panas. Semakin Senyapnya malam semakin indah pulalah cahaya yang muncul dari sang rembulan sebagai berkah dari luna selena. Namun sayang sungguh hujan tampaknya iri dengan kehangatan rembulan kali ini. Hujan datang bersama awan hitam menutup semua fantatisme keindahan malam. Kalau sudah begini siapa yang sudi menatap lagit dimalam hari lagi?  siapa yang akan mengagumi cahaya rembulan yang begitu hangat dan penuh malam ini? Semua orang akan berlindung, semua orang akan hanya mendengarkan bunyi hujan dibalik jendela mereka. Katakanlah ada yang begitu ingin melihat rembulan malam ini, namun ketika dia menatap langit dan menengadahkan kepala tetesan hujan malah menyakiti matanya. Bahkan dalam sebuah banyanganpun dia tidak akan bisa menemukan rembulan malam ini.
Rembulan pun menjadi iri pada sang matahari. Bukankah sang hujan bertindak sangat tidak adil terhadapnya. Hujan tidak akan pernah menutup sinar matahari, sederas apapun hujan turun,sekelam apapun awan yang ikut bersamanya tetap saja sinar matahari akan selalu kelihatan. Bahkan setelah semua hujan itu reda akan ada pelangi yang muncul menghias indahnya langit. Rembulan ingin sekali menjadi matahari, kali ini benar-benar menjadi matahari sesungguhnya. Tidak hanya mendapat biasan cahaya matahari seperti sekarang ini. Rembulan ingin muncul di siang hari, menemani setiap orang melakukan kegiatan mereka, mungkin memang tidak akan ada yg meluangkan waktu untuk sekedar mengamatinya tetapi setiap orang akan mengharapkan kehadirannya.
Rembulan ingin melihat bagaimana bunga matahari itu mekar. Dia ingin semua bungamatahari mengikuti cahayanya seperti yang mereka lakukan pada sang matahari.  Rembulan membayangkan betapa indahnya hamparan bunga yang semakin kekuningan ketika terkena cahaya matahari itu.
Dia tidak pernah melihat bunga matahari mekar, yang dia lihat hanyalah bunga matahari yang tertunduk layu seperti ketakutan akan cahaya rembulan malam. Tidakkah bunga matahari tau kalau dia sang rembulan juga punya kehangatan layaknya sang matahari. Kenapa bunga matahari tetap tidak mau mekar saat dia ada, padahal rembulan begitu ingin melihat susunan kelopak-kelopak bungamatahari yang merupakan kesempurnaan dari sebuah penciptaan.
Mengapa rembulan begitu menginginkan bunga matahari? Dia sendiri mungkin kurang tau jawaban pastinya tetapi jauh didalam hatinya dia  mengagumi sebuah kesempurnaan. Bunga matahari bagaikan sebuah masterpiece baginya, tidakkah ada yang sadar bagaimana susunan dari lingkaran biji-bijinya begitu sempurna dan sangat indah di pandang mata. Rembulan hanya ingin menikmati keindahan seni dari bunga matahari itu makanya dia ingin menjadi matahari.
Rembulan pun mengemis pada semesta alam, tidakkah dia punya kesempatan melihat bunga matahari mekar malam ini saja? Rembulan tau hujan sedang turun tetapi tidak bisakah semesta alam ini berhenti melakukan hal-hal yang sesuai dengan  hukum alam sekejab saja? Ditengah pengharapan itu, rembulan tahu adalah koyol jika bermimpi tentang bungamatahari yang akan mengikuti kemana cahaya redupnya bergerak. Tetapi apakah dia tidak bisa bermimpi sama sekali?

Jumat, 03 Januari 2014

The Everlasting Woman


 Tribute to My Mother Who always has a different way of loving me

Baginya kebijakan adalah hal yang asing, bukanlah pemberi keadilan tetapi memberi cara untuk bertahan hidup. Mengajari sesuatu begitu keras bahkan untuk jiwa pemberontak sekalipun. Hatiku begitu lama terkurung oleh dogma dan hal-hal fundamental yang diberi olehnya. Ada batasan dimana diriku tidak bisa melakukan hal-hal yang ingin kulakukan hanya karena aku bukanlah saudara-saudaraku

Aku akan berpikir dan mungkin masih berpikir kalau kasih sayang yang dia beri tidaklah seperti yang kuharapkan. Sesuatu yang menyenangkan bagiku adalah yang tidak masuk akal baginya. Aku selalu minta disetarakan tetapi baginya wanita punya cara lain untuk menjalani hidup. Mungkin dia berpikir aku terlalu keras entah itu karena tempaan masa lalu atau karena keegoisanku aku juga tidak mengerti.

Kami adalah dua wanita yang selalu berkonfrontasi, punya cara masing-masing dalam menjalani hidup dan cara itu tidak pernah sekalipun mempunyai titik temu. Aku tau dia ingin seorang anak perempuan seperti tetangga sebelah bisa diajak bercerita tentang baju apa yang cantik dipakai untuk kepesta. Atau dia ingin aku selalu bertanya padanya apakah sepatu yang kupakai sudah cocok dengan baju yang kukenakan? Tetapi yang dia dapat adalah anak perempuan yang bahkan tidak peduli dia sedang memakai celana yang setengah sobek sekalipun.  Aku bahkan tidak peduli dengan apa yang dibicarakan oleh orang-orang sekelilingku, mereka sebut aku gila maka gilalah aku. Tetapi dia selalu khawatir tentang apa yang mereka katakan tentangku.

Aku adalah wanita dan kuakui itu, walaupun tidak seperti yang dia inginkan tetapi aku punya mimpi melebihi seorang wanita yang selalu dia pikirkan. Tetapi  terkadang hal-hal yang menurutnya prinsipil itu adalah hal-hal yang omongkosong bagiku namun tetap kulakukan karena ada harga yang harus kuberikan padanya. Jadilah aku yang terbelah dua antara diriku yang sebenarnya dan diriku yang dia inginkan. Jadilah aku seorang pemimpi sejati hanya untuk melihat sebuah wajah yang akan selalu tersenyum saat memandangku dan dia bisa mengadalkan aku kapanpun dia mau. Karena semakin lama semakin aku sadar tidak mengapa semua mimpi itu terbuang demi sebuah abdiku padanya.

Pernah sekali aku ingin berontak, menghancurkan semuanya masa depan yang sudah tertata rapi, aku tidak ingin menjadi seseorang yang dapat dibanggakan. Aku hanya ingin mencapai kepuasan tertinggi dimana aku bisa merealisasikan semua imajinasi-imajinasi liarku, tanpa rumah, tanpa cinta, tanpa uang murni hanya sebuah kebebasan berekplorasi terhadap diri sendiri demi mencari makna yang paling diingini oleh hati.  Aku berpikir tidakkah dia mau tau kalau aku ingin menjadi seseorang yang benar-benar aku, jangan pedulikan apa kata mereka karena aku tidak ingin hidup hanya untuk memperjuangkan harga diri atau lepas dari penderitaan semata. Aku tidak ingin hidup hanya untuk materi atau masa depan dimana semua orang akan terkesima melihatnya. Tetapi bukankah itu yang membuat dia bangga?

Lalu aku melihat tetesan keringat yang berjatuhan di tempa sang matahari, bukankah kami hidup sudah begitu keras? Aku bertanya dalam hati. Aku lalu melihat airmata lukanya saat semua orang mencemooh dan meragukan kami. Aku ingin tampar wajah mereka semua, begitu congkak sampai tidak ada ruang untuk belaskasihan. Aku bersumpah  demi apapun itu kalau suatu saat mereka akan melihat hal-hal yang mereka cemooh itu tidaklah pantas. Aku akan mencapai titik dimana orang tidak akan memandang remeh lagi, buang dulu semua mimpi itu demi untuk menjaga agar airmata itu tidak akan pernah keluar lagi. Itulah arti dirinya bagiku.

Walaupun dia tidak sebijak seseorang yang aku sebut lebih menyayangiku dari siapapun didunia ini, tapi dia adalah wanita yang paling tangguh dari siapapun di dunia ini. Dia orang yang paling menyayangiku  tidaklah sekuat itu saat dia mencoba untuk menyerah dan meninggalkan kami dengan airmata luka yang menghiasi hatinya. Aku masih ingat ketika kami bertiga berbicara dari hati ke hati di sebuah ruangan sempit rumah sakit, dimana seorang bijak itu sudah melupakan idealismenya demi untuk sebuah rasa sakit hati pada congkaknya hidup ini kepada kami. Dan mulai saat itu aku bahkan sudah menutup pintu hatiku untuk sebuah hidup yang lebih layak yang dia inginkan dariku.

Aku akan terus hidup seperti ini hanya untuk melihat dia bahagia dan berani berkata kepada orang lain kalau dia punya seseorang yang bisa diandalkan, kita akan menjadi kekuatan satu sama lain. Dua wanita yang selalu berkonfrontasi saling mengisi kehidupan masing-masing. Saat aku mulai lemah dan benar-benar ingin bermimpi maka aku akan datang kepangkuannya kemudian mendegarkan cerita tentang kerasnya hidup menempa kami dan bagaimana kami bisa kehilangan  seseorang yang paling bijak dalam hidup kami. Dan itu akan membuat aku bertahan hidup lagi

Bahkan semakin lama semakin aku menyadari, ketika semua keterbatasan adalah lawan terbesarmu kenapa kau tidak mengalah saja pada keterbatasan itu. Aku bukanlah seorang yang pesimis akan hidup tetapi aku hanya sedang belajar untuk lebih realistis dan pragmatis dalam memandang hidup. Perlahan-lahan kebutuhan akan memudarkan nilai-nilai dari idealisme yang ada pada diriku. Tidak mengapa rasa sayang yang kudapat tidak sebanyak mereka, itu adalah caranya mengajarkan aku kemandirian. Tidak mengapa dogma demi dogma kudapatkan, itu semua akan mengantarkan aku kepada sebuah pemikiran yang dapat berargumen dengan lugas. Tidak mengapa konfrontasi demi konfrontasi dan perseturuan mengenai ketidakadilan genderisasi kudapatkan, karena itu adalah cara dia membuat aku menjadi sempurna.  Tidak ada yang kekal didalam kehidupanku melainkan sebuah senyum yang selalu ingin kulihat dari wajahnya. Karena bagiku dia adalah “Everlasting Woman”.