Tidak hanya setiap tapi sebuah hari pun dapat mengajarkan
bagaimana hidup ini terkadang begitu cepat berputar. Hal sekecil dan secepat apapun dapat
mempengaruhi hidup dengan begitu dalam. Sepanjang hidup mungkin kau tidak akan
pernah mengerti perasaan seperti apa
ini. Tapi jangan salahkan dirimu, karena akulah sisi yang memang paling tidak
bisa kau pahami. Sebuah seni akan mengerti
seni yang lain, tanpa bicara tapi begitu saling memahami. Karena begitu bicara
maka akan kehilangan makna dari seni itu sendiri.
Matamu adalah representasi dari sebuah kesombongan, pahatan
dari ambisiusme. Itu adalah hasil dari ingatan masa kecil yang membuatmu
seperti sekarang. Aku ingin suatu saat kita berbagi masa kecil yang aku punya.
Aku tidak tahu kenapa aku menginginkan itu. Benci rasanya merasakan seperti ini
lagi. Tidak ada hati yang bergetar melihatmu. Tapi ada sebuah ikatan kuat, ada
sisi yang merasa, ada dimensi dimana aku bisa merepresentasikan bayangan sang
hujan dalam dirimu.
Insomnia mulai muncul dalam ranah kehidupan. Hening, malam dan
jiwa menyatu lagi. Hari itu sendiri adalah hal yang paling sulit dipahami saat
bayangan sang hujan dibelakangmu. Hal yang terpungkiri adalah berbagi disetiap
jelaga malam bersama bayangan sang hujan itu sendiri. “Bajingan…, kau tersakiti bukan?” seolah tau
segalanya mengaum ditelinga. Aku
bertanya padamu “ Bagaimana bisa kau sebut itu sakit ketika setetes airmata pun
tak keluar?” tapi sungguh itu sakit.
Kau bayangan sang
hujan, menunjukkan wajahmu padaku setelah seperempat abad lamanya, “jadi maukah
kau melepaskan aku?”. Bagaimana jika semua ini hanyalah imajinasi dari dirimu
yang ingin kuciptakan? Bagaimana jika
hari yang telah terlewati hanya untuk menunggu apakah ada malam dan aku bisa
mewujudkan bayanganmu dialam nyata. jangan..!!, jangan peluk aku lagi seperti itu,
jangan menahanku, jangan biarkan aku berimajinasi sepanjang malam.
Betapa mirisnya ketika angin berbisik ditelinga “antara
horizon itu kamu tidak dapat membedakan mana nyata dan mana imajinasi”. Kamu sang bayangan hujan, tempatku berbagi
sepanjang malam, melihat bintang dari ketinggian , tidakkah kau ingin menjadi
seseorang seperti yang kuinginkan?, dirimu adalah dirimu, dimensimu adalah
dimensimu tapi aku adalah bagian yang sungguh berbeda dengan itu semua. Katakan
padaku kenapa tidak bisa? Lepaskan saja semua jika tidak bisa?
Jangan minta maaf, kau membuatku menderita aku berpura-pura
tak menyadarimu. Jangan dipendam, jangan
mendendam. Kita adalah satu kesatuan dimana aku tidak akan pernah bermain
dengan kebodohan lagi. Sekalipun yang kucari adalah bayangan sang hujan itu
sendiri. Mari kita bermimpi lagi, surga
kecil diujung bumi, hamparan rerumputan, atau pantai putih dengan laut biru. Jadilah bayangan sang hujan yang takkan pernah
lagi kulihat dalam diri siapapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar